Ocha
Sebuah chatting yang cukup intens terjadi semalam, bersama teman ku. Aku berhasil menahannya di kantor sampai hampir pukul 22.30.

Bukan dia yang akan kubicarakan disini, tapi apa yang berusaha dia katakan dan aku baru mulai memahaminya. Setiap kali aku membicarakan masalah itu, temanku itu pasti langsung bilang: "nah.. nah.. mulai lagi.. kamu belum sembuh rupanya." Dan dengan kengeyelanku itu aku bersikeras bilang "Aku udah sembuh!" padahal pada saat yang sama hatiku sendiri bertanya: 'Iya gitu udah sembuh?'. Ketika aku masih membicarakannya berarti aku belum sembuh, masih berproses menuju sembuh.

Sementara aku membantahnya "Justru dengan membicarakannya aku bisa terbantu untuk sembuh, karena aku butuh orang lain untuk melihatnya dari perspektif berbeda" (Setidaknya itu yang kudapat dari menonton Oprah, banyak orang yang mengira ketika kehilangan, bisa sembuh dengan sendirinya dengan tidak membicarakannya, padahal dengan membicarakannya ada beban yang dia bisa lepaskan).

Ya mungkin dia sepakat dengan apa kata Oprah, tapi yang dia pertanyakan padaku adalah 'mengapa aku justru terkesan selalu berusaha membicarakannya jika memang aku sudah sembuh?' Mmmm.. pertanyaan yang sama kemudian menggema dalam diriku 'Iya mengapa aku seperti selalu berusaha membicarakannya? Apa yang belum kupahami dari rasa ini?'

Setelah bertahun-tahun memikul rasa sakit sakit ini, memang tak mudah bagi seseorang termasuk juga aku untuk sembuh. Mungkin aku memang udah beneran sembuh. Tapi untuk menyadari hal itu bukan hal yang mudah. Karena seringkali aku justru tak mau kehilangan rasa sakit itu. Rasa sakit yang sudah sekian lama menjadi bagian dari hidupku. Rasa sakit yang selama ini hidup bersama dalam diriku.

Aku ga tau apa sindrom seperti ini juga terjadi pada orang-orang yang memang sakit fisik menahun, kanker misalnya?

Setiap orang memang punya beragam cara untuk sembuh. Ada yang memilih tidak mau membicarakannya, atau justru tidak membicarakannya.

Lalu bagaimana kemudian merasakan sembuh itu dengan perasaan yang benar-benar sembuh? Akibat sakit menahun itu mungkin aku sendiri udah lupa rasanya sembuh. Perlu diindentifikasi kembali bagaimana rasanya sembuh dan mungkin di definisikan kembali. Sembuh yang dulu pasti beda sama sembuh yang sekarang. Seperti juga kesadaran untuk merasakan bahagia yang tidak pernah sama karena bahagia selalu datang dengan cara dan rasa yang bebeda. Mungkin begitu juga halnya dengan sembuh.
Ocha
Ada beberapa hal yang dibenci wanita dari para pria. Sebut saja istilahnya sebagai ’dosa pria’. Banyak pria pada umumnya tidak menyadari hal itu. Bagi mereka mungkin itu hal yang wajar. Namun apakah Anda juga menganggap hal itu wajar?

Raja Bohong
Si raja bohong, ya itulah salah satu julukannya. Entah kenapa, para pria suka sekali berbohong. Walau itu hanya sekedar ingin pergi dengan teman-temannya, mereka jarang sekali jujur pada Anda bukan? Terkadang mereka memilih mengatakan sedang tidur di rumah ketimbang jujur pada Anda. Dan itu hal yang sangat menjengkelkan tentunya. Lebih baik jujur daripada harus menyusun kebohongan. Pria tak cukup hidup dalam satu kebohongan.

HATI-HATI SETELAH MEMBUAT SATU KEBOHONGAN, PRIA AKAN CENDERUNG MEMBUAT KEBOHONGAN YANG KEDUA DAN SETERUSNYA....!!

Mr. Telat
Ok! Ini dia dosa yang juga dibenci Anda. Berkata dengan sungguh-sungguh akan datang pukul 18.00, namun sampai 1 jam kemudian belum juga muncul. Pernahkah itu terjadi pada Anda? Banyak alasan kemudian akan dilontarkan. Entah macetlah, ketiduranlah, ban bocor, dsb yang menurut ku udah 'Basi Kaleeee".

Hal ini sangat menjengkelkan bukan? Sayangnya para pria hobby sekali melakukannya. para pria Menganggapnya sebagai hal yang biasa. Seandainya saja dia di posisi Anda. Tentunya dia akan marah-marah dan tak sabar menunggu Anda.

Tukang Ingkar Janji
Wah ini dia yang ditunggu-tunggu. Dari 100 orang pria, mungkin hanya satu atau tak ada sama sekali yang selalu menepati janjinya. Kebanyakan bagi pria apa yang diucapkan tak selalu harus diingat. Sepertinya Anda harus bersabar untuk yang satu ini.

Posesif
Dicintai dan diperhatikan adalah harapan setiap wanita. Namun sikap yang terlalu posesif dan memiliki ternyata masuk salah satu kategori dosa pria pada wanita. Anda mungkin juga pernah merasa sulit bernafas dan bergerak bebas. Saat pasangan Anda selalu mengekang dan mengawasi segala kegiatan Anda. Baiknya Anda pikirkan lagi. Anda berhak atas hidup Anda. Jangan biarkan orang lain yang mengaturnya untuk Anda. Namun Anda sendiri yang harus menentukan apa yang Anda mau.

Suka Marah
Sebentar marah, sebentar memaki. Penuh emosi dan kemarahan. Anda mungkin seringkali bersedih dan menangis karena hal ini. Saat bertengkar Anda akan saling memaki. Sebenarnya hubungan seperti apa yang Anda inginkan? Jika Anda menemukan jenis pria seperti ini, sebaiknya Anda segera menghindar. Butuh kesabaran yang sangat besar untuk menghadapi dosa pria yang satu ini.

Egois
Egois mungkin nama belakang setiap pria. Kalau tidak egois bukan pria namanya. Namun Anda tak boleh selalu menyerah kalah pada keegoisan para pria. Apabila alasan Anda memang sudah benar. Berjuanglah untuk diri Anda. Sebagai sosok wanita, Anda harus menunjukkan kekuatan dan kemampuan Anda pada mereka. Bukan malah menyerah kalah dan menuruti keegoisan mereka.

Suka melirik wanita lain/Main Cewe
Ah yang satu ini memang sulit dihindari. Coba saja Anda berjalan di mall. Ada saja mata pria yang melirik Anda walaupun ia sedang menggenggam erat tangan kekasihnya. Kalau itu pasangan Anda, apa yang Anda lakukan? Alasan para pria mungkin klise. Mereka akan membela diri dengan mengatakan hanya melihat tanpa maksud lain.

Coba saja lakukan kebalikannya. Apakah mereka juga bisa menerima itu. Sepertinya tidak. Atau kalaupun bisa, mereka akan banyak menuai protes pada Anda.
Ocha
Gadis cantik, bertubuh seksi dan mata yang membangkitkan gairah seakan-akan berkata “i want You“. Itu kesan yang terlihat di setiap sampul film porno. Tapi, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang masa.

Inilah kisah dan pengakuan Shelley Lubben tentang masa buruk dan seluk beluk industri maksiat itu. Tulisan ini diturunkan sebagai pelajaran bagi kita semua. Terutama para aktivis yang “menurut mata” terhadap dampak industri pornografi.

Percayalah, Aku tahu
“Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya karena Nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku kepada uang. Aku tidak pernah menyukai seks. Bahkan Aku tidak menginginkannya dan faktanya aku lebih banyak minum Jack Daniels (jenis minuman alkohol import original. Sejenis Jhonny Walke yang juga masuk Indonesia, red) daripada bersama para pria yang dibayar seperti aku untuk “berpura-pura” di film.

Ya Benar tidak ada diantara kami –gadis-gadis blonde yang menyukai being in porn movie. Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali tidak peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami sering sampai muntah di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang lainnya berusaha menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti.

Tapi porn industry (industri pornografi) ingin agar kamu selalu berpikir kalau kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya bahwa kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di film.

Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan kami hanya diberi dua pilihan oleh produser: “Lakukan atau Pulang Tanpa Bayaran. Kerja atau tidak akan bisa kerja lagi.”
Iya memang benar kami punya pilihan.

Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam.

Beberapa diantara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan. Salah seorang artis film porno setelah syuting dengan menahan sakit sepanjang hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol.

Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang berantakan dan pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain dengan boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa berada diatas tubuh kami.

Jadi sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya.

Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada alkohol dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya seperti; Herpes, gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll. setiap hari menghantui kami.

Menurut catatan Shelley dalam situs web nya. Sebelas bintang pornografi pornografi mati akibat HIV, bunuh diri, pembunuhan dan obat pada tahun 2007. Antara 2003 dan 2005, 976 orang pemain dilaporkan dengan 1.153 hasil positif STD. 66% dari pemain pornografi terkena Herpes, penyakit yang tak dapat disembuhkan.

Memang setiap bulan kami diperiksa tapi kamu tahu, kalau hal tersebut tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu. Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikannya, banyak dari kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam kami.

Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang normal. Tapi sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan laki-laki ‘biasa’, maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara film porno atau menjalani hidup sebagai lesbian.

Buat aku, momen yang tidak akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman dengan gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya juga.

Pada hari yang lain kami bisa berubah seperti zombie dengan botol bir di tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tidak suka bersih-bersih jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk membersihkan kotoran kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri. Biasanya kami memesan makanan yang kemudian kami muntahkan lagi karena kebanyakan dari kami menderita bulimia, semacam gejala lapar yang tidak pernah terpuaskan.

Bagi artis porno yang memiliki anak, kami adalah ibu yang paling buruk. Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali saat kami begitu mabuknya sampai-sampai anak kami yang berumur 4 tahun yang menyeret kami dari lantai. Dan ketika ada tamu (kebanyakan karena alasan seks) kami harus mengunci anak kami terlebih dulu dikamar dan menyuruh mereka untuk diam.

Kalau aku biasa membekali anak gadisku dengan pager dan kusuruh dia menungguku di taman sampai aku selesai dengan tamuku.”

Semua Tipuan…
“Kalau kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin kamu akan kehilangan minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya kami artis film porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua trauma dalam hidup kami. Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya sendiri.

Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan kebebasan dan kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami berharap kalian mau berdoa untuk kami dan semoga Tuhan akan mendengar dan mengampuni semua kesalahan kami di masa lalu.
Industri film porno tidak lebih dari “seks palsu” dan “tipuan kamera”. Percayalah…….!
internet marketing

Untuk Iseng-iseng aja