Ocha
Aku ingin mengajak kalian untuk flash back ke masa kecil dulu. Dimana pada saat itu orang tua kandung kita..baik Ibu atau pun Ayah akan selalu menjaga kita dengan penuh hati-hati...merawat kita dengan kesabaran dan kasih sayang yang begitu tulus.

Ibu dan Ayah dengan begitu sabarnya mengajar dan menuntun dikala kita sedang belajar berjalan, Membangunkan kita dikala kita jatuh, dan menyuapin kita disaat kita ingin makan.

Mereka senantiasa selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk kita. Ingatkah masa-masa itu?? betapa tulus kasih sayang yang diberinya kepada kita. Betapa mereka tak pernah mengeluh sedikitpun demi membesarkan kita.

Kini, setelah tumbuh dewasa, orang tua kita sudah semakin tua. Tenaga mereka sudah lemah, gerakan mereka sudah tidak segesit dulu.

Mereka sudah tua dan pikun, tidak bisa mengingat lagi nama2 anaknya, sudah mulai sakit-sakitan, berjalan menggunakan tongkat, dan intinya mereka sudah tidak bisa melakukan apa-apalagi seperti dulu.

Semua berjalan lambat, dan mereka memerlukan bantuan kita untuk bisa melakukan apa yang ingin mereka lakukan.

Saya punya pengalaman yang sangat menyedihkan ketika saya melihat salah satu teman yang saya kenal, saya begitu dekat dengan orang tuanya, saya mengenal semua keluarganya, dan mereka telah mengganggap saya seperti anaknya sendiri.

Orang tua teman saya itu sudah sangat tua renta, mereka berjalan memerlukan tongkat, semua geraknya begitu lambat, mereka harus selalu dilayani. Namun alangkah sedih dan mirisnya saya ketika melihat teman saya tersebut membentak-bentak orang tuanya (Orang tua pria/ayah) dengan kata-kata kasar dan tak sepatutnya diucapkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya.

Teman saya marah lantaran ayah teman saya tersebut berjalan begitu lambat dibelakangnya. Masya Allah...orang tua seperti itu dibentak hanya lantaran jalannya lama dan tertatih-tatih!!! bukankah saat dia masih kecil dulu, Ayahnya dengan begitu sabar menuntun dia berjalan, membangunkan dan mengobati lukanya ketika dia jatuh ?? apakah dia lupa itu...??

Aku hanya bisa diam, aku menuntun ayahnya berjalan. Aku begitu sedih melihat ekspresi ayahnya yang tak bisa marah, lantaran sudah tidak punya kekuatan lagi untuk memarahi temanku tersebut.

Aku membayangkan, andai itu ayah kandung ku..betapa aku akan sangat-sangat sedih jika melihat bapak ku dibentak dengan kata-kata kasar oleh saudara ku sendiri. Jika itu terjadi didepan mata ku, aku akan sangat marah! Tapi mudah-mudahan itu tak akan pernah terjadi.

Coba renungkan kata-kata dibawah ini. Ini salah satu ungkapan yang bisa mewakilkan para orang tua renta yang ada di seluruh dunia. Kata-kata ini kebetulan aku temui dalam satu buku yang pernah aku baca :

Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu,
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapi ku.

Disaat daku menumpahkan sayuran di baju ku,
di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajari mu, membimbing mu untuk melakukannya.

Disaat daku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankan mu,
bersabarlah mendengarkan ku, janganlah memotong ucapanku,
dimasa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah daku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Disaat daku membutuhkan mu untuk memandikanku,
janganlah menyalahkan ku,
ingatkah dimasa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Disaat daku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap "mengapa" yang engkau ajukan disaat itu.

Disaat kedua kaki ku terlalu lemah untuk berjalan,
ulurkanlah tangan yang muda dan kuat untuk memapahku,
bagaikan dimasa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Disaat daku melupakan topik pembicaraan kita,
berilah sedikit waktu pada ku untuk mengingatnya.
Sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku,
asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkan ku, daku telah bahagia.

Disaat engkau melihat diriku menua,
janganlah bersedih, maklumilah diriku, dukunglah daku,
bagaikan daku terhadap mu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Bacalah kata-kata itu, seoalh itu semua keluar dari bibir orang tua kita.
Janganlah memperlakukan mereka seolah mereka sudah tak berarti apa apa lagi.
hidup mereka telah diberikan sepenuhnya untuk merawat kita, jadi balas lah semua kebaikan yang telah mereka perbuat. Bahagiakan mereka dihari-hari tuanya.
Ocha
Hidup lebih nikmat jika di jalankan dengan kejujuran. Kejujuran harus selalu terpatri dalam diri kita. Alangkah damai dan bahagia jika semua orang dimuka bumi ini bisa saling jujur satu sama lainnya.

Walau terkadang kejujuran dapat mendatangkan rasa sakit, namun bukankah kejujuran itu masih lebih baik di lakukan dari pada kebohongan yang jika di tutupi terus akan membawa dampak yang cukup merugikan.

Dengan kejujuran, kita bisa hidup tenang, damai dan tidak merasa takut akan apapun. Jadilah manusia yang bisa selalu memegang teguh "Kejujuran di atas segala-galanya".

Semoga dengan berlaku selalu jujur, akan membawa kita ketempat yang sangat terpuji.
Ocha
Hidup itu adalah pilihan.
Semua area dalam hidup kita, selalu dihadapkan pada sebuah "pilihan".
dari semenjak bangun tidur, sampai tidur kembali..tanpa sadar kita banyak membuat pilihan.

Contoh : saat kita terbangun dipagi hari..apa yang pertama kali ingin kita lakukan? langsung bangun dari tempat tidur kah? lansung mandikah? atau langsung sarapankah?
Apakah itu bukan suatu pilihan??

Anggap saja setelah bangun tidur, kita ingin segera pergi sarapan, saat Anda menentukan ingin langsung segera sarapan..saat itu pula otak Anda dihadapkan pada sebuah pilihan juga. "apa yang ingin aku makan pagi ini, telurkah, nasi gorengkah atau rotikah" Pada saat itu Anda harus segera memutuskan sebuah pilihan “apa yang ingin Anda makan”. Apakah itu bukan suatu pilihan?

Jika Anda ingin pergi ke luar, Anda tentu harus juga melakukan banyak pilihan "baju mana yang akan aku pakai hari ini, kemeja lengan panjangkah, kemeja lengan pendekkah? Lalu sepatunya, mau pakai warna apa ya?

Dalam satu hari, bisakah Anda hitung berapa banyak Anda melakukan sebuah "Pilihan"?
Berapa banyak keputusan yang harus Anda ambil semenjak Anda bangun tidur pagi hari sampai tertidur kembali di malam hari?

Apakah Anda sadar, kita menghabiskan seluruh hidup kita selalu dihadapkan dalam sebuah pilihan. Dari pilihan kecil seperti "aku mau makan apa hari ini, atau aku mau pakai baju apa hari ini" itu adalah sebuah pilihan yang mungkin tidak terlalu membuat Anda berpikir keras untuk memutuskan apa yang Anda pilih.

Namun, jika Anda di hadapkan pada sebuah pilihan besar yang menyangkut hidup Anda, masa depan Anda, keluarga Anda...bagaimana?

Apapun keputusan yang nantinya Anda ambil, percayalah bahwa keputusan yang Anda ambil itu adalah yang terbaik.

Jika pilihan yang sudah kita pilih membawa dampak kedalam situasi yang tidak baik..JANGAN PERNAH DI SESALI. Karena memang itu sudah menjadi jalan kita. Bukankah segala sesuatunya bisa terjadi juga atas campur tangan yang di Atas??
internet marketing

Untuk Iseng-iseng aja