Ocha
Aku punya kenalan seorang pria yang sangat baiiiiik banget. Aku mengenalnya di tahun 2001. Inisialnya B. aku memanggilnya dengan sebutan ‘kakak’. Dia pria tinggi, putih dan agak sedikit gemuk. Orangnya sangat soleh.

Aku kagum dengan pengetahuannya dalam bidang agama. Dia terlahir dari kalangan yang religius. Aku sangat dekat dengannya, dia sering main kerumahku, menemui kedua orang tua ku dan selalu membawakan oleh-oleh setiap akan datang kerumahku.

Dia selalu ada saat aku butuhkan, selalu membantu setiap kesulitanku. Kapan pun aku membutuhkannya, dia selalu siap sedia tanpa pernah mengeluh. Semakin aku dekat dengannya, semakin aku mengenalnya, semakin aku tahu bahwa dia memang pria yang sangat baik. Bahkan aku pernah lho ikut ketempat kerjaannya, melihat cara dia bekerja dan cara dia berkomunikasi dengan rekan-rekan kerjanya, terlihat sekali bahwa dia orang yang cukup disenangi oleh teman-temannya.

Yang membuat ku takjub, dia rela beberapa kali ga masuk kerja demi menjemputku subuh-subuh dan mengantarkan ku ke tempat tujuan ku kala itu. Dia menunggui ku dengan sabar, dan mengantarkan ku kembali pulang dengan selamat.

Walau dia pria, tapi dia tak sedikit pun pernah menyentuh ku atau memegangku. Dan aku pun sangat tidak berharap disentuhnya. Dia bukan pria yang iseng dan jahil. Sopan dan sangat melindungiku. Usia ku terpaut hanya 5 tahun darinya.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Dan tak terasa pula perkenalanku dengannya sudah memasuki tahun ke 3. Dengan seringnya kami bertemu dan saling telpon-telponan..orang tua ku sering menanyakan ‘status’ hubungan ku dengannya. Karena aku dan dia hanya berteman, ya aku jawab “hanya teman”.

Kedua orang tua ku sangat menyukainya, lantas itu tidak merubah ‘status’ kami berdua, karena dari awal komitment ku hanya ingin berteman dengannya.

Tepat di akhir tahun 2004, dia memberikan undangan pernikahannya padaku langsung kerumahku, saat aku memberitahukan kepada kedua orang tua ku bahwa dia akan menikah, orang tua ku..khususnya Ayah ku, yang ku lihat dari raut wajahnya menyimpan kekecewaan, padahal aku dan dia kan cuma sekedar teman dekat.

Pada saat pernikahannya, hanya aku dan kakak pertama ku yang datang. Aku memberikan kado sajadah untuknya.

Selepas pernikahannya, lambat laun kami berdua kehilangan contact. Handphone ku hilang dan itu berarti aku juga kehilangan semua nomernya. (semua nomer yang ada di HP tidak ada satu pun yang aku salin ke buku)

(no tlp rumahku juga diganti, karena saat aku kenal dia, tlp rumahku masih pke ratelindo) tapi toh, dia masih bisa koq datang kerumahku untuk menemuiku kalau dia mau.

Waktu berjalan terus, namun dia tak pernah lagi datang kerumah ku, aku coba tanya ke teman-temanku yang lainnya..dan teman ku bilang dia sudah tidak tinggal dijakarta lagi.

Singkat cerita, aku sudah mulai kehilangan contact dengannya. Dengan kepergiannya tersebut, Ayah ku masih suka menanyainya dan membanding-bandingkan pacar ku dengan nya. Buat Ayah ku, dia pria yang sangat baik. Ayah ku berharap bisa punya menantu yang soleh dan sopan seperti dia.

Sampai detik ini, aku sudah tidak bertemu lagi dengannya. Walau begitu, aku masih terus mengingatnya.

Aku kangeeeeeeeen buanget sama kakak, aku ingin kita bisa kumpul lagi seperti dulu. Tau ga kak, video kebersamaan kita ma temen2 yang lain masih aku simpen dilemari ku dengan rapi lho.

Di video itu, kakak lucuuu banget dengan pakai-pakaian cw. Masih ingatkan kak saat kita main gokil-gokilan di Villa puncak dulu?? Disitu cw2 didandani layaknya co..sedangkan yg co2 didandani seperti layaknya cw..hehehee

Duuuuuhh…ku kangeeeeen buangeeet kak

Kak, mudah-mudahan kado pemberian ku masih kakak simpan ya…

Aku sadar, sedekat-dekatnya kita dengan seorang sahabat…
Namun toh pada akhirnya persahabatan itu harus terpisah…
karena suatu saat nanti…
kita semua akan meninggalkannya…
Dia atau pun kita…
Akan mempunyai kehidupan baru dengan pasangan masing-masing.

PERSAHABATAN YANG TERJALIN PADA AKHIR NYA AKAN MENYISAKAN CERITA DAN KENANG-KENANGAN MANIS YANG TIDAK AKAN TERLUPA.
internet marketing

Untuk Iseng-iseng aja